Rabu, 11 Februari 2009

Eropa Abad Pertengahan (bag 2) RENAISANS

1. Pendahuluan
Abad pertengahan yang berakhir sekitar akhir abad 14, menyisakan berbagai sistem yang melingkupi kehidupan masyarakat eropa. Maraknya kehidupan agraris sebagai imbas kebangkrutan ekonomi uang, melahirkan sistem sosial pedesaan yang bersifat feodal. Sistem politik kenegaraan menyatu dengan sistem gereja, melahirkan sistem kenegaraan yang totaliter ala gereja. Mandegnya usaha-usaha penyelidikan terhadap alam beserta isinya membawa perkembangan ilmu pengetahuan ke arah keterpurukan. Seiring dengan berakhirnya perang salib sekaligus menandai berakhirnya abad pertengahan, muncul zaman baru yang sering disebut renaisans (1500 Masehi). Betapapun baru, periode renaisans tidak lepas dari peradaban sebelumnya, yakni abad pertengahan.
Pandangan hidup renaisans meletakkan manusia di pusat kejadian. Hal ini jelas berbeda dengan pemahaman hidup masa pertengahan yang menyandarkan kebenaran pada institusi dan ajaran gereja. Renaisans sangat menghargai dan bahkan cenderung mengagungkan emansipasi manusia. Oleh karenanya, sifat individualistik berkembang serta bersifat duniawiah.
Terdapat pemisahan yang jelas antara manusia dan alam. Kecenderungan paham agar manusia dapat memanfaatkan sekaligus menguasai alam meningkat. Untuk memanfaatkan dan menguasai alam maka dibutuhkan perangkat-perangkat untuk mendukungnya, yakni ilmu pengetahuan yang kian hari kian spesifik, terpilah-pilah berdasar obyek kajian. Sementara itu, manusia diteguhkan menjadi pusat dari segala kebenaran dan kekuatan, maka segala materi menjadi obyek penelitian. Termasuk diantaranya, alam, manusia, bahkan agama. Semuanya diselidiki dengan perangkat-perangkat rasionalitas helenistik serta berdasarkan fakta-fakta lapangan. Oleh karenanya, lebih jauh, kebenaran kemudian disandarkan pada rasionalitas dan empirisme.
Dalam bidang kesenian penghargaan terhadap karya-karya seni meningkat tajam, terutama dalam karya-karya lukisan. Terdapat perkembangan perspektif dalam seni lukis yang kemudian muncul pelukis-pelukis yang identik dengan masanya (Renaissance Men), misalnya Leonardo da Vinci dan Michelangelo. Mereka berdua juga sering disebut polymath yakni orang yang memiliki ilmu yang tinggi dalam berbagai macam hal. Tidak hanya itu, para borjuasi juga marak berlomba-lomba mengoleksi karya-karya seni demi satu tujuan: eksistensi menuju kemansyuran individu. Terkait dengan kemasyuran, renaisans juga memberikan peluang untuk ekspedisi-ekspedisi ke wilayah-wilayah baru di luar eropa untuk pengembangan ilmu pengetahuan sekaligus meneguhkan kemasyuran bangsa helenistik bernama eropa.
Renaisans adalah penemuan kembali tradisi kehidupan yunani romawi klasik, atau sering disebut helenistik, mensyaratkan konsekuensi-konsekuensi atas penilikan kembali naskah-naskah peradaban yunani romawi kuno. Oleh kerena itu, untuk pertama-tama, penguasaan bahasa yunani serta unsur-unsur kesusastraannya menjadi prasarat. Kajian-kajian bahasa dan sastra yunani menjadi marak, dan aktor-aktor utama atas itu adalah kaum borjuis. Pada akhirnya, bangsawan-bangsawan yang mendominasi kajian bahasa, seni, sastra, falsafah hidup yunani disebut pada saat itu sebagai kaum Humanis.
Episode sejarah eropa menapaki zaman baru, zaman pasca abad tengah yang bernama renaisans dengan kreasi-kreasi baru atas sendi-sendi kehidupan. Ia merupakan revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi abad tengah.


2. Pembahasan
2.1. Golongan Pendorong
Terdapat tiga golongan yang mendorong munculnya renaisans yakni kaum humanis, saintis dan tukang/pekerja. Pertama Golongan humanis adalah kaum bangsawan yang menguasai bahasa latin untuk membuka manuskrip-manuskrip yunani kuno guna mendapatkan fondasi akar kebudayaan yunani klasik. Kaum humanis biasa berbicara soal sejarah, retorika, etika, dan politik. Tokoh humanis yang terkenal kala itu ialah Francesco Petrarca (1304-1374), atau lebih dikenal dengan sebutan Petrarch. Kedua adalah golongan saintis yang mengawali pemulihan kembali atas usaha-usaha eksperimen ilmu alam. Tokoh terkenalnya misalnya Galileo Galilei yang membantah dominasi gereja dalam menjelaskan bentuk bumi dan kedudukannya dalam tata surya. Sedangkan golongan Ketiga yakni para tukang/pekerja yang mempelopori usaha-usaha kreasi dalam bidang arsitektur. Mereka merupakan kumpulan pekerja yang bekerja berdasarkan pengalaman. Tokoh yang terkenal misalnya Brunellescchi, Bromimini, Bramanthe.

2.2. Sastra, Seni, dan Arsitektur
Perkembangan pertama renaisans terjadi di kota Firenze. Keluarga Medici yang memiliki masalah dengan sistem pemerintahan kepausan menjadi penyokong keuangan dengan usaha perdagangan di wilayah Mediterania. Hal ini membuat para intelektual dan Seniman memiliki kebebasan besar karena tidak lagi perlu memikirkan masalah keuangan dan mendapatkan perlindungan dari kutukan pihak. Keleluasaan ini didukung oleh tidak adanya kekuasaan dominan di Firenze. Kota ini dipengaruhi secara bersama oleh bangsawan dan pedagang.
Seperti telah dikemukakan di awal, bahwa kajian seni dan sastra secara masif meningkat di periode ini. Karya sastra (terutama puisi) pada masa renaisans dapat digolongkan menjadi dua yakni Tragedi dan Komedi. Sesuai dengan namanya, Tragedi memuat karya-karya sastra yang cenderung “serius” dan biasanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena rasional dan empiris. Selain itu, ciri yang lain adalah karya sastra Tragedi cenderung menggunakan bahasa latin. Sedangkan karya sastra Komedi kebalikannya, tidak “serius”, tidak perlu dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena hanya kreatifitas imajinatif saja.
Selain itu, penggunaan bahasanya tidak selalu latin. Contoh yang dapat diambil misalnya karya Dante Alighieri (1265-1321) seorang penyair Itali yang berjudul Devine Comedy. Tentu saja, sesuai dengan namanya, karya Dante ini tergolong karya sastra Komedi, karena ia akan berkeberatan untuk mempertanggungjawabkan pengkisahannya soal perjalanan di surga dan neraka. Untuk karya ini, Dante menggunakan bahasa Tuscany, sebuah bahasa daerah kelahirnya yang masih dalam lingkup wilayah Itali. Selebihnya, ia dalam karya-karyanya menggunakan bahasa Itali. Di dalam Devine Comedy ia menggunakan nama-nama figur klasik baik yang nyata maupun yang mitos.
Selain Dante, terdapat tokoh yang lebih ditengarai sebagai pembangkit awal sastra renaisans. Dia adalah Francesco Petrarca (1304-1374), atau lebih dikenal dengan sebutan Petrarch. Dalam karyannya ia menunjukkan unsur humanisme renaisans melalui penghormatan dan pemujaannya terhadap karya klasik dan kedalaman perasaannya terhadap keindahan-keindahan dunia ini.
Dalam bidang seni lukis, Leonardo da Vinci dan Michelangelo mengembangkan keahlian-keahliannya dalam spektrum tiga dimensi. Sesuai dengan ciri renaisans yang berkonsentrasi pada antroposentris, keduanya secara detail mencoba menggambarkan sesosok manusia beserta rincian lekukan-lekukan yang ada. Selain itu, sisi alamiah manusia serta sifat-sifatnya (baik dan buruk) coba untuk ditunjukkan. Karya termasyurnya seperti “Jamuan Terakhir” dan “Monalisa” menunjukan detail kemanusiaan seorang manusia.
Dalam bidang arsitektur, masa Renaisans (yang berjaya dalam abad 15–17 M) memperlihatkan sejumlah ciri khas arsitektur. Munculnya kembali langgam-langgam Yunani dan Romawi seperti bentuk tiang langgam Dorik, Ionik, Korintia dan sebagai-nya. Ciri umum arsitektur renaisans adalah Sistematik yang bercirikan: simetris, jelas, dan teratur. Artinya perancangan denah arsitektur renaisans menggunakan daya nalar dan pikiran yang rasional, berbeda dengan sebelumnya yang hanya berdasarkan pada dalil-dalil rasa seni bangunan semata.

2.3. Ilmu Pengetahuan
Periode renaisans telah menempatkan standar kebenaran baru yakni manusia secara otonom dan merubah secara radikal pemahaman kebenaran abad pertengahan yang disandarkan pada gereja. Selanjutnya terdapat pemisahan yang jelas antara subyek dan obyek. Subyek menunjuk manusia dengan rasionalitasnya yang menyelidiki, sedangkan obyek menunjuk sebentuk materi yang diselidiki (umumnya alam). Hal ini tentu saja menunjukkan perbedaan yang kentara dengan periode pertengahan. Dalam masa renaisans, ilmu-ilmu yang dulunya hanya sebagai ilmu bantu ilmu agama, saat itu telah menjadi mandiri berdiri sendiri dan bahkan digunakan untuk juga menyelidiki ilmu agama. Seiring dengan berkembangnya paham humanisme yang menempatkan manusia pada posisi sentrum, maka ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam menjadi berkembang, dan terdistingsif dengan varian-varian sesuai bidang kajiannya. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan memunculkan bermacam-macam universitas yang tersebar di bentangan eropa.
Jika dalam abad pertengahan, ilmu pengetahuan dimaknai sebagai rangkaian argumentasi, maka dalam renaisans dirombak dengan pemahaman baru bahwa ilmu pengetahuan adalah persoalan eksperimentasi. Pembuktian kebenaran bukan lagi pembuktian argumentatif-spekulatif namun melampaui itu, pembuktian kebenaran haruslah eksperimental-matematis-kalkulatif. Ciri ini didorong kuat oleh kaum saintis yang bermain dalam wilayah penelitian-penelitian eksperimentalis sekaligus membawa faham-faham kebenaran empiris.


3. Kesimpulan
Terminologi renaisans memang bukanlah merujuk pada sebuah kejadian. Ia adalah kompleksitas dari bermacam-macam kejadian. Namun, dari berbagai kejadian dapat ditarik satu benang merah pandangan hidup yang secara langsung maupun tidak telah mencirikan lompatan-lompatan sejarah yang ada. Pandangan hidup renaisans meletakkan manusia di pusat kejadian, bisa kemudian disebut antroposentris. Implikasi-implikasinya bisa bermacam-macam dan tentu telah merombak dengan radikal sendi-sendi kehidupan kala itu; ilmu pengetahuan, sains, sastra, arsitektur, seni. Menurut Nasution , renaisans dengan antroposentrisnya telah membawa manusia pada kebebasan yang lepas bebas tanpa kendali, sehingga menjadi wajar ketika muncul pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat dewasa itu. Terlepas dari itu, renaisans telah membawa manusia menjadi subyek pusat atas perkembangan peradaban yang mengantarkannya pada era modern kekinian.

Daftar Pustaka

Buku
Nasution Dj. Q. 1961. Sejarah Eropa IV. Bandung: KPPK.

Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Renaisans
www.rudiirawanto.files.wordpress.com/2008/03/renaisans-eropa.ppt
http://pormadi.wordpress.com/2006/05/24/jaman-renaissance-abad-xv-xvi/
http://www.geocities.com/sta5_ar530/data/01renaisanspurna.htm

Tidak ada komentar: